Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjadi salah satu hal yang sangat merugikan bagi para peternak hewan berkuku belah/ genap seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Penyakit PMK ini disebabkan oleh virus yang bersifat akut dan menular. Dijelaskan drh. Siti Farida selaku Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Nganjuk bahwa penyebaran virus PMK ini dapat melalui udara, peralatan medis maupun dari hewan ke hewan.
“Penyakit ini memang mudah menular ke hewan ternak tetapi tidak menular ke manusia. Namun demikian kerugian yang dialami manusia sangatlah besar,” jelas drh. Farida saat menjadi narasumber di RSAL FM, Sabtu (11/02/2023).
Adapun gejala-gejala yang dialami hewan ternak saat terkena penyakit PMK ini, diantaranya hewan tersebut menderita demam, adanya luka lepuh pada daerah mulut (termasuk lidah, gusi, pipi bagian dalam bibir) dan luka lepuh di kaki. “Jika penyakit ini terus berlanjut dan tidak segera diobati hewan ternak tersebut bisa mati,” lanjutnya.
Sementara itu, drh. Neneng Susanti selaku Medic Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk menyebutkan penyakit PMK sekarang ini mulai menyebar kembali dikarenakan adanya hewan ternak yang belum tervaksin. “Kebanyakan hewan yang belum tervaksin itu adalah hewan yang dari luar atau hewan dulu yang belum sempat vaksin karena merasa takut,” imbuh drh. Neneng.
Dijelaskan, virus ini dapat tersebar melalui udara atau angin, air liur yang jatuh ke tanah kemudian menempel ke badan sapi. Itu yang bisa menularkan ke hewan lain. “Baik itu dengan perantara peternaknya maupun angin. Jadi bila satu hewan di kandang ada yang terkena PMK kemungkinan besar hewan yang lain bisa tertular juga,” tuturnya.
Dengan demikian drh. Neneng meminta untuk semua peternak untuk tetap memantau, memvaksin dan membersihkan kandang hewan secara rutin agar hewan ternak tetap sehat. “Hewan wajib kita vaksin agar ternak terhindar dari penyakit PMK. Dengan syarat hewan ternak harus sehat, umur lebih dari dua bulan. Selain itu, vaksin tersebut juga aman untuk hewan hamil,” tambahnya.
Lebih lanjut, drh. Neneng menerangkan bahwa untuk vaksinasi baiknya diulang sebanyak tiga kali. Dengan jarak vaksin 1 ke 2 selama 4 minggu dan vaksin 2 ke 3 selama 6 bulan. Mengingat 4 minggu itu ketahanan tubuh dari vaksinasi mulai menurun jadi kita perlu vaksinasi ke 2. Setelah itu kekebalan tubuh jauh lebih lama sehingga jarak 6 bulan waktu yang tepat. “Setelah hewan di vaksin untuk ke 3 kalinya, hewan tersebut akan aman sepanjang waktu,” tambah drh. Neneng.